Jumat, 23 September 2011

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”. (QS. Al-A’raf  34)
Umur manusia masing-masing telah ditentukan ajalnya, Ini berarti umur bukanlah semakin bertambah, tetapi sebaliknya dari tahun ke tahun justru malah berkurang.
Hari ini hidup, tetapi siapa tahu kalau besok pagi mati. Hari ini menikmati tahun baru, tetapi siapa tahu besok tahun depan sudah berada di liang kubur. Sehubungan dengan hal ini ada sebuah riwayat yang menerangkan bahwa pada suatu hari anak Umar bin Khaththab kembali pulang dari sekolah dengan menangis. Ketika ditanya oleh ayahnya, lalu anak itu menjawab : “Wahai ayahku, teman-temanku di sekolah menghitung-hitung tambalan bajuku dan mengejekku dengan ucapan begini : “Lihatlah anak Amiril Mukminin, bajunya tamblan seperti ini.”
Mendengar pengaduan anaknya itu timbullah rasa kasihan dalam hati Umar bin Khaththab terhadap anaknya. Oleh karena itu beliau mengirim surat kepada bendaharawan Negara yang isinya minta agar beliau dipinjami uag sebanyak 4 dirham, dengan jaminan gajinya bulan depan dipotong. Kemudian bendaharawan itu mengirim surat jawaban yang isinya demikian : “Wahai Umar, adakah engkau telah dapat memastikan bahwa engkau akan hidup sampai bulan depan? Bagaimana kalau engkau mati belum melunasi hutangmu? Apa yang engkau perbuat terhadap utangmu dihadapan Allah?

Membaca surat dari bendaharawan Negara itu maka seketika Umar tersungkur menangis, lalu beliau menasehati dan berkata kepada anaknya “ “Wahai anakku, berangkatlah ke sekolah sebagaimana biasa, karena aku tidak memperhitungkan umurku walaupun sejam lagi.”
Demikianlah keterbatasan umur dan siapapun tidak tahu tentang batas umur yang telah ditentukan oleh Allah swt. Oleh karena itu pergunakan kesempatan hidup di dunia yang terbatas ini dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
Rasulullah saw pernah bersabda :
“Tanda kecelakaan itu ada empat :
1.  Tidak mengingat dosa-dosa yang telah lalu, padahal dosa-dosa itu tersimpan di sisi Allah.
2.  Menyebut-nyebut segala kebaikan yang telah diperbuat, padahal siapapun tidak tahu apakah kebaikan-kabaikan itu diterima atau ditolak.
3.  memandang orang yang lebih unggul/bermateri  dalam soal duniawi.
4.  Memandang orang yang lebih rendah dalam soal agama.Allah Ta’ala berfirman :”Aku menghenaki dia, sedang dia tidak menghendaki Aku, maka dia Aku tinggalkan.”
“Sebaik-baik manusia ialah orang yang panjang umurnya serta baik amalnya.
(HR. Ahmad)
Berbahagialah bagi orang yang memperoleh kesempatan memasuki tahun baru dan mensyukuri nikmat umur tersebut seraya berharap taufiq, hidayah serta inayah Allah swt, semoga perjalanan hidup ini sesuai dengan tuntunan yang diridlai-Nya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar