Selasa, 18 Oktober 2011

“BERMURAH HATI”

Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk berbuat kebajikan yang tidak ada putus-putusnya kepada sesamanya, dalam bentuk pengorbanan harta benda, berderma dan bershadaqah kepada siapapun. Islam ditegakkan dan berkembang bukan atas dasar kikir dan menahan harta benda. Oleh karena itu Islam menasehatkan kepada setiap muslim agar menyambut dorongan berderma dan segi-segi kebajikan yang tidak ada putus-putusnya, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun yang tersembunyi. Itulah ajaran Islam yang didasarkan pada pengorbanan membelanjakan sebagian harta yang dimilikinya, untuk berderma dan bershadaqah, sebagai perwujudan tanda syukur kepada Allah yang telah memberi karunia-Nya.
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhwatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah 274)
Allah melarang memboroskan harta dan memerintahkan agar memberikan harta kepada kaum kerabat dan fakir miskin. Karena orang yang mubadzir (tidak mengeluarkan yang berguna) adalah perusak yang bodoh, tidak punya perhitungan, menyia-nyiakan harta pada keinginan hawa nafsu tertentu. Bagaimana orang-orang yang semacam ini bisa membayarkan hak yang telah menjadi kewajibannya?.
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang yang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesusngguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syetan dan syetan adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.
 (QS. Al-Isra’ 26 – 27)
Ajakan Islam untuk bermurah hati dan berderma cukup banyak, baik dalam Al-Qur’an maupun dalam Hadits, demikian pula larangan-larangan berlaku kikir, sebagaimana Rasulullah saw bersabda :
“Orang yang bermurah hati dekat dengan Allah, dekat kepada manusia dan dekat kepada surga dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir, jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dari neraka. Orang yang jahil/bodoh yang bersifat pemurah, lebih disukai Allah daripada ahli ibadah tetapi kikir”. (HR. Tirmidzi)
 “Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka diantara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan-Nya”.
(QS. Muhammad 38)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar